Kamis, 16 Juni 2011

Pelajaran Sayang

Ini perjalanan yang berat buat hidup gue, yup berpisah dengan seseorang yang berarti dalam hidup gue. Penuh ketakutan dan penuh pertanyaan, adilkah ini semua….. ya selalu saja pertanyaan itu yang muncul, tak adil ketika aku tak bisa memilikimu, tak adil ketika aku harus kehilanganmu, tak adil ketika aku harus kehilangan rasa sayang mu dan masih banyak kata tak adil yang berkutat di otakku.



Tapi adilkah ini untuk dia, adilkah ini untuk tuhan yang telah menuliskan sebuah naskah hidup yang begitu indah hingga harus jatuh bangun menghadapinya semua ini. Adilkah apabilah aku pertanyakan garis hidupku, adilkah apabila harus ku korbankan rasa sayangku, adilkah untuk orang lain yang telah ada disisinya….

Aku tak menemukan jawabannya, jawaban atas rasa sayang di atas rasa sayang orang lain sengguh sebuah ironi hidup yang harus di hadapi dengan hati yang tegar dan penuh senyum


Tuhan ini “gila” tetapi kau yang membuat cerita ini semua, tuhan aku sayang dia bahkan aku benar-benar takut saat ini apabila harus kehilangan dia. Sendiripun di dunia ini tak mengapa asalkan aku bisa melihat wajahnya tersenyum untuk ku.

Ketakutan ini semakin menghatuiku ketika batinku mengatakan aku tidah bisa menjalani semua ini sendirian, bahkan aku tak mampu untuk menatap hari demi hari dan hari esok yang indah. Semua berkecambuk dalam hati ini, yup berkecambuk menjadi sebuah kegalauan yang membuat aku harus jujur untuk membuat batin ini terpuaskan. Kejujuran bahwa aku tak mampu sendiri, kejujuran bahwa aku takut kehilangan, kejujuran bahwa aku takut kehilangan rasa sayangmu.


Ketakutan akan berdiri pada tempat yang sama, ketakutan aku tak dapat melihatmu kembali, ketakutan ketika aku harus terhapuskan dari dasar hatimu. Tuhan pabila kau mengizinkan aku berjodoh dengannya walau di pengujung sisa waktuku aku akan menunggunya, pabila aku harus melalui proses yang panjang dengan sebuah keyakinan yang berbeda aku akan mencoba dengan ketulusan hati ini menerima dan menjalani semuanya demi sebuah rasa sayang yang ada.


Ini adalah sebuah rahasiaMu yang aku sendiri tak tahu mau di bawa kemana semua ini, berpasrah dan berserah diri dengan berusaha sekuat tenaga hanya itu yang aku mampu perjuangkan.


Tuhan seandainya aku boleh memilih tanpa kau tulis takdirku aku terlihat seperti manusia yang hina dan terlalu berkeluh kesa tanpa mensyukuri nikmat yang engkau berikan. Seandainya boleh meminta, tapi pantaskah permintaanku kau kabulkan tuhan?

Wahai seorang terkasih yang selalu ada di hati ini, biarlah kau menjadi malaikat yang selalu menjaga hatiku ini. Aku tak akan memberikan hati ini untuk yang lain akan ku berikan sepenuh hatiku hanya untuk mu.


Wahai kekasihku….yang tak pernah memalingkan mukamu, tahukah kau bahwa saat ini aku merindukanmu, menginginkanmu ada di sampingku, selalu menemaniku dalam setiap langkah ini.


Wahai kekasih…hati berdiri disini membuat aku lebih kuat dan belajar mencintaimu dengan setulus hati, belajar menyayangimu tanpa harus mengukur batas cinta dan sayangku


Wahai terkasih… cintaku takan pernah pudar dan berkurang sampai kapanpun…dapat mencintaimu dan mengsihimu adalah kado dan anugrah terindah yang di berikan sang pencipta untuk ku


Terima kasih buat sayangku karna bisa menyayangimu dan mengasihimu sepenuh hati dan sampai saat ini masih bias mencintaimu sepenuh jiwaku, walau aku tahu aku tak dapat memilikimu untuk selamanya. Berada di dekatmu membuat aku mengerti arti menyayangi dan mencinta walau hanya itu yang bisa aku dapatkan

Terima kasih untuk sebuah pelajaran yang selalu terukir di hatiku

Untuk seorang kekasih yang tak mungkin bisa aku miliki

Aku mencintaimu selalu walau dalam keadaan apapun, walau terkadang kau menyakitiku tetapi rasa itu terlalu besar untuk mengalahkan rasa sakitku

Terima kasih kau pernah menyayangiku kekasih terindah dalam hidupku

I L U

R.W

1 komentar:

  1. Tetap semangat yach Mbak... Caiyo !!!

    proses ini pernah saya alami :) dan dalam rumah tangga, saya masih belajar dan terus belajar untuk memahami kehidupan ini.

    salam,
    bernadusnana

    BalasHapus